Selasa, 15 April 2014

Khutbah Jum'at_Hikmah Isra' dan Mi'raj

الحمد لله الذى اﺳﺮﻯ ﺑﻌﺒﺪﻩ ﻟﻴﻼ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺴﺠﺪﺍﻟﺤﺮﺍﻡ ﺍﻟﻰﺍﻟﻤﺴﺠﺪﺍﻻﻗﺼﻰ. ﻭﺍﻋﺮﺟﻪ ﺍﻟﻰﺍﻟﺴﻤﻮﺍﺕﺍﻟﻌﻼ.ﺛﻢ ﺍﻭﺟﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻋﻠﻰﺍﻣﺘﻪﺍﻟﺼﻠﻮﺍﺕ ﻭﻟﺼﻼﺓ ﺍﻟﻮﺳﻂﻰ. اشهد ان لا اله الا الله وحده لاشريك له ﺷﻬﺎﺩﺓ ﻋﺒﺪﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻣﻌﺎﻧﺪﺍ ﻭﻻﻋﺼﻰ. و اشهد ان ﺳﻴﺪﻧﺎﻭﻧﺒﻴﻨﺎ محمدا عبده و رسوله و حبيبه و خليله ﻧﺒﻲﺟﺎﺀﻧﺎ ﺑﺎﻟﺒﻴﻨﺎﺕ ﻭﺍﻟﻬﺪﻯ. اَللًّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ وَ رَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَ اَصْحَابِهِ ﺻﻼﺓ ﻭﺳﻼﻣﴼ ﺩﺍﺋﻤﻴﻦﻣﺘﻼﺯﻣﻴﻦﺍﺑﺪﴽ.ﻭﺳﻠﻢﺗﺴﻠﻴﻤﴼﻛﺜﻴﺮﴽ.
امابعد، فَيَا اَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ رَحِمَكُمُ الله ! اُوْصِيْكُمْ وَ اِيَّايَ بِتَقْوَى الله فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، اتقوا الله تعالى رب العالمين و سارعوا الى مغفرة الله الكريم.

Ma'asyiral Muslimin Jama'ah Jum'at rahimakumullah
Pada kesempatan ibadah jum'at ini, marilah kita bersama-sama memperbaharui niat kita untuk meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT. Agar kita mendapat keberuntungan. 
Jama'ah Jum'at yang  dimuliakan Allah…..
Allah SWT. berfirman dalam  Surah Al-Baqarah ayat 238: 


حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَىٰ وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ
Artinya: ”Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wustha. Dan berdirilah (dalam shalatmu) semata-mata untuk Allah dengan khusyu'.
Ayat ini memerintahkan agar kita semua  memelihara shalat lima waktu yang telah diwajibkan kepada kita, sebagai oleh-oleh peristiwa isro’ wal mi’roj Nabi kita Muhammad saw. Juga yang ditekankan disini adalah shalat wustho. Para Ahli Tafsir berbeda pendapat tentang shalat wustho dalam ayat ini, ada yang mengatakan shalat wustho itu ialah shalat ashar, ada yang mengatakan shalat subuh, dan ada juga yang mengatakan bahwa yang dimaksud shalat wustho adalah jarak antara shalat yang satu dengan shalat yang lain, sehingga kita diperintahkan untuk memelihara, agar dalam waktu tersebut kita tetap seperti dalam keadaan shalat, artinya kita selalu ingat kepada Allah, tidak banyak bicara yang tidak perlu, serta menghindari diri dari hal-hal yang tidak bermanfaat. Yang nyata ayat ini menekankan agar semua shalat itu kita kerjakan dengan sebaik-baiknya.
Ma'asyiral Muslimin Jama'ah Jum'at yang berbahagia.
Kemudian lanjutan ayat tersebut memerintahkan agar dalam melaksanakan shalat hendaklah dikerjakan dengan ikhlas semata-mata karena Allah disertai dengan perasaan tunduk dan khusyu’. Sia-sialah orang yang melakukan shalat yang tujuannya hanya untuk mencari pujian manusia. Sebab Allah hanya akan menerima suatu ibadah hambanya, jika ibadah itu dikerjakan dengan ikhlas semata-mata mengharap ridho-Nya. Firman Allah dalam surah Al-Kahfi ayat 110 :


فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
Artinya: ." Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya."
Jama’ah Jum’at yang mulia.
Sebaik-baik shalat wajib adalah shalat wajib yang dilakukan dengan berjama’ah, dan sebaik-baik shalat berjama’ah adalah shalat berjama’ah yang dilakukan dimasjid, langgar atau mushalla yang memang sudah ditetapkan untuk shalat bejama’ah, tidaklah sempurna shalat seorang laki-laki yang bermukim disekitar masjid atau langgar melainkan ia shalat berjama’ah dimasjid atau langgar tersebut.  Rasulullah saw memberikan kabar gembira kepada para pencinta shalat berjama’ah, dengan derajat yang berlipat-lipat, sebagaimana sabda beliau :

ﺻﻼﺓﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﺗﻔﻀﻞﻋﻠﻰﺻﻼﺓﺍﻟﻔﺬﺑﺴﺒﻊ ﻭﻋﺸﺮﻳﻦﺩﺭﺟﺔ
“Shalat berjama’ah itu lebih utama dari pada shalat sendirian, sebanyak dua puluh tujuh derajat” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ma'asyiral Muslimin Jama'ah Jum'at rahimakumullah
Mudah-mudahan Allah SWT selalu memberi kita petunjuk, ditetapkan iman kita, sehingga kita bisa istiqamah dan ikhlas melaksanakan shalat lima waktu hingga akhir hayat kita. Amiin …….
بَارَكَ الله ُلِي وَلَكُمْ فِى القُرْاَنِ الْكَرِيْمِ وَ نَفَعَنِى وَ اِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَ الذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ الله مِنِّى وَ مِنْكُمْ تلآوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ

Teks Syarhil Qur'an_Kepemimpinan dalam Islam



KEPEMIMPINAN DALAM KONSEP ISLAM

الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى اَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَ الْمُرْسَلِيْن, سَيِّدِنَا وَ مَوْلَانَا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْن،
 امّا بعد..
Para hadirin yang berbahagia,
Dalam kesempatan yang baik ini, marilah kita memanjatkan puji serta syukur kita kepada Allah SWT, tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang tak pilih kasih tak pandang sayang, yang nikmatnya tak terhitung tak terbilang, yang dengan nikmat tersebut kita sama-sama bisa berkumpul di tempat ini, bertatap muka beradu pandang.
Kemudian Shalawat beriring salam selalu tercurah kepada putra gurun pasir, yang pada subuh senin dia lahir, patung-patung disekitar ka’bah jatuh tersungkir, yaitu nabi Allah yang terakhir, siapa lagi kalau bukan junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, dan kerabat beliau ila yaumil mashir.
Abu A’la Al-Maududi dalam bukunya the prophet of islam, mengatakan he is the only one example, rasul SAW. merupakan contoh yang paling lengkap, dalam dirinya terdapat kebesaran dan kemuliaan sifat manusia. Kebesaran sifat rasul serta keberhasilan beliau dalam memimpin negara telah tercatat dengan indah dan rapi dalam sejarah peradaban manusia, sehingga wajar, kehebatan beliau diabadikan oleh Michael heart dalam bukunya ‘’the one hundred ranking of the most influenting person in history.’’ Seratus orang yang sangat berpengaruh dalam sejarah” dia menempatkan Nabi Muhammad SAW pada ranking yang pertama.
Kebesaran sifat rasul sebagai seorang pemimpin yang selalu mengutamakan kepentingan rakyat dan mengutamakan akhlaqul karimah pada akhirnya mampu merubah masyarakat biadab menjadi beradab,yang dulunya berseteru menjadi satu, yang dulunya menyembah berhala kini kembali menyembah Allah ta’ala. Mengingat keberhasilan beliau dalam memimpin, maka pada kesempatan ini kami akan membawakan sebuah syarahan yang berjudul “ Kepemimpinan dalam Konsep Islam” yang akan diawali dengan firman Allah SWT dalam QS. Al-Ahzab ayat 21 sebagai berikut:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا


Artinya :“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab : 21).
Hadirin yang berbahagia…
Ayat tersebut menginformasikan sekaligus menegaskan kepada kita, sungguh pada diri rasulullah itu terdapat uswatun hasanah bagi kita. Rasul merupakan figur yang luhur, contoh yang tinggi yang harus diikuti dengan sepenuh hati, baik perkataan maupun perbuatannya. Demikian penegasan Imam Ali Ash-Shobuni dalam Shofwatut Tafasir’’.
Dari ayat tadi dapat diambil kesimpulan bahwa rasulullah saw. merupakan figur yang paling patut kita teladani, termasuk dalam hal kepemimpinan. Sebab beliau SAW. merupakan sosok seorang pemimpin ideal yang sangat berhasil dalam sejarah dunia, bahkan menjadi rahmatan linnas (rahmat bagi manusia) dan rahmatan lil’alamin (rahmat bagi alam)
Hadirin yang kami hormati…
Pada dasarnya, setiap manusia adalah pemimpin, minimal pemimpin terhadap seluruh metafisik dirinya. Dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas segala kepemimpinannya. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam sabda Rasulullah SAW yang maknanya sebagai berikut:
 “Ingatlah! Setiap kamu adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya, seorang suami adalah pemimpin keluarganya dan ia akan dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya, wanita adalah pemimpin bagi kehidupan rumah tangga suami dan anak-anaknya, dan ia akan dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya. Ingatlah! Bahwa kalian adalah sebagai pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya,” (Al-Hadits).
Kemudian, dalam Islam seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memiliki sekurang-kurangnya 4 (empat) sifat dalam menjalankan kepemimpinannya sebagaimana sifat yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW, yakni :
1. Siddiq yang arti jujur, sehingga ia dapat dipercaya oleh orang-orang yang dipimpinnya,
2. Tabligh yang arti menyampaikan, atau kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi,
3. Amanah yang arti dapat dipercaya, atau bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya,
4. Fathanah yang arti cerdas, yaitu kecakapan dalam membuat perencanaan, visi, misi, strategi dan mengimplementasikannya.
Selain itu, juga dikenal ciri pemimpin Islam dimana Nabi Saw pernah bersabda: “Pemimpin suatu kelompok adalah pelayan kelompok tersebut”. Oleh sebab itu,  pemimpin hendaknya ia melayani, bukan dilayani, serta menolong orang untuk maju. Dr. Hisham Yahya Altalib (1991 : 55), mengatakan ada beberapa ciri penting yang menggambarkan kepemimpinan Islam yaitu :
Pertama, Setia kepada Allah.
Pemimpin dan orang yang dipimpin terikat dengan kesetiaan kepada Allah;
Kedua, Tujuan Islam secara menyeluruh.
Pemimpin melihat tujuan organisasi bukan saja berdasarkan kepentingan kelompok, tetapi juga dalam ruang lingkup kepentingan Islam yang lebih luas;
Ketiga, Berpegang pada syariat dan akhlak Islam. Pemimpin terikat dengan peraturan Islam, dan boleh menjadi pemimpin selama ia berpegang teguh pada perintah syariah.
Dalam mengendalikan urusannya ia harus patuh kepada adab-adab Islam, khususnya ketika berurusan dengan golongan oposisi atau orang-orang yang tak sepaham;
Keempat, Pengemban amanat.
Pemimpin menerima kekuasaan sebagai amanah dari Allah Swt., yang disertai oleh tanggung jawab yang besar. Al-Quran memerintahkan pemimpin melaksanakan tugasnya untuk Allah dan menunjukkan sikap yang baik kepada pengikut atau bawahannya.
Dalam Al-Quran Allah Swt berfirman :

الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ

  
“(Yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar, dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.” (QS. al-Hajj :41)
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah adanya prinsip-prinsip dasar dalam kepemimpinan Islam yakni Musyawarah, keadilan, dan kebebasan berfikir. Secara ringkas kami ingin mengemukakan bahwasanya pemipmpin islam bukanlah kepemimpinan tirani dan tanpa koordinasi, tetapi ia mendasari dirinya dengan prinsip-prinsip Islam. Bermusyawarah dengan sahabat-sahabatnya secara obyektif dan dengan penuh rasa hormat, membuat keputusan seadil-adilnya, dan berjuang menciptakan kebebasan berfikir, pertukaran gagasan yang sehat dan bebas, saling kritik dan saling menasihati satu sama lain sedemikian rupa, sehingga para pengikut atau bawahan merasa senang mendiskusikan persoalan yang menjadi kepentingan dan tujuan bersama. Pemimpin Islam bertanggung jawab bukan hanya kepada pengikut atau bawahannya semata, tetapi yang jauh lebih penting adalah tanggung jawabnya kepada Allah Swt. selaku pengemban amanah kepemimpinan.
Kemudian perlu dipahami bahwa seorang muslim diminta memberi nasihat bila diperlukan, sebagaimana hadits Nabi SAW. dari Tamim bin Aws meriwayatkan bahwasanya Rasulullah SAW. pernah bersabda:”Agama adalah nasihat.” Kami berkata : “kepada siapa?” Beliau menjawab:” Kepada Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, pemimpin umat Islam dan kepada masyarakat kamu.”
Dewan Hakim yang kami muliakan, Hadirin yang berbahagia…
Sebagai akhir dari syarahan ini, dapat kami simpulkan bahwa seorang pemimpin adalah pengemban amanah. Oleh sebab itu, pemimpin harus bercermin dan mengambil cara dan strategi rasul dalam memimpin dan mengemban amanah. yaitu selalu mengutamakan kepentingan rakyat dan mengutamakan akhlakul karimah dalam memimpin. Seperti inilah pemimpin yang kita harapkan, mudah-mudahan dimasa yang akan datang bisa kita dapatkan, agar masyarakat kita bisa mapan penuh dengan keridhaan Tuhan. Amiin yaa rabbal ‘alamiin…
Demikian syarahan Qur’an yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat. Salah khilafnya mohon maaf.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته.


 


Teks Syarhil Qur'an_Kewajiban Manusia Memelihara dan Memakmurkan Alam



KEWAJIBAN MANUSIA MEMELIHARA DAN MEMAKMURKAN ALAM

 === السلام عليكم ورحمة الله وبركاته ===

الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى اَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَ الْمُرْسَلِيْن, سَيِّدِنَا وَ مَوْلَانَا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْن،
 امّا بعد.. 


Hadirin Rahimakumullah,
Multatuli mengibaratkan bumi Indonesia laksana jamrud yang berada di dataran khatulistiwa. Quraish Shihab juga mengibaratkan tanah Indonesia laksana sekeping tanah surga yang di hamaparkan di persada nusantara. Dua ungkapan tersebut menggambarkan bertapa indah dan hebatnya sumber daya alam yang kita miliki. Kita Negara kaya, sumberdaya kita potensisal, tanah kita pun subur, Namun kenyataannya masih banya rakyat yang berada dibawah garis kemiskinan, bayi-bayi kekurangan gizi, pelajar putus sekolah, bahkan rakyat mati menderita kelaparan. Mengapa hal ini terjadi? Ini disebabkan Sumber daya alam yang kita miliki belum dimanfaatkan oleh bangsa kita sendiri, melainkan dieksploitasi dikikis habis oleh bangsa-bangsa lain sebagai aksi penjajahan gaya modern. Bahkan akhir-akhir ini akibat kecongkakan tangan-tangan manusia itu sendiri yang dibungkus sains dan teknologi telah mengikis habis keramahan alam sehingga yang nampak adalah krisis lingkungan, polusi, malapetaka atomik, menipisnya lapisan ozon di atmosfer, hingga ancaman terjadinya hujan api dibeberapa belahan dunia. Fenomena tersebut menandakan ketidak harmonisan hubungan manusia dengan alam raya, akibatnya dirasakan oleh manusia sendiri. Sebab “if the habitat was cared will give  function but if not it would make destroy”. Jika alam lingkungan dipelihara akan berdaya guna tapi jika dibiarkan akan menimbulkan bencana. Demikianlah ungkapan Edwar Buckle dalam History Of Civilization in England.
Melihat betapa pentingnya memelihara lingkungan tersebut guna kelangsungan hidup kita dan generasi-generasi setelah kita, maka pada kesempatan ini kami akan membicarakan tema “Lingkungan hidup milik bersama yang diwariskan”, yang kami rangkai dalam judul “Kewajiban Manusia Memelihara dan Memakmurkan Alam”, dengan rujukan firman Allah dalam  surat al-Hijr ayat 19-20 :
وَالْأَرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَوْزُونٍ.وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيهَا مَعَايِشَ وَمَنْ لَسْتُمْ لَهُ بِرَازِقِينَ.
Artinya : “Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezki kepadanya”.
           
Hadirin Rahimakumullah,
Prof. Dr. Muhammad Qurish Shihab dalam Tafsir al-Misbah menyebutkan, bahwa kalimat   وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَوْزُونٍ  dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran”, dipahami oleh sementara ulama dalam arti bahwa Allah swt menumbuh-kembangkan di bumi ini aneka ragam tanaman untuk kelangsungan hidup dan menetapkan bagi setiap tanaman itu masa pertumbuhan dan penuaian tertentu, sesuai dengan kuantitas dan kebutuhan makhluk hidup. Demikian juga Allah swt menentukan bentuknya sesuai dengan penciptaan dan habitat alamnya. Dalam tafsir al-Muntakhab, ayat ini dinilai sebagai menegaskan suatu temuan ilmiah yang diperoleh melalui pengamatan di laboratorium, yaitu setiap kelompok tanaman masing-masing memiliki kesamaan dilihat dari sisi luarnya, demikian juga sisi dalamnya. Bagian-bagian tanaman dan sel-sel yang digunakannya untuk pertumbuhan memiliki kesamaan-kesamaan yang praktis tak berbeda. Meskipun antara satu jenis dengan yang lainnya dapat dibedakan, tetapi semuanya dapat di klasifikasikan dalam satu kelompok yang sama.
Hadirin, alangkah bahagia dan indahnya alam ini jika setiap individu memiliki semangat dalam memelihara dan melestarikan alam raya yang kita huni ini, sehingga dapat menghasilkan manfaat bagi semua manusia yang ada. Para ilmuan menyebut abad ke-21 sebagai the age of anxietyor restlenses, abad yang penuh dengan kegelisahan, kecemasan, perang antar suku dan bangsa menjadi-jadi, resesi ekonomi melanda seluruh lapisan warga, ledakan penduduk semakin tak terkendali bahkan pencemaran lingkungan menjadi ancaman kehidupan.
Kondisi tersebut hadirin, jelas telah menimbulkan beban psikologis bagi kehidupan masyarakat, akibatnya masyarakat menjadi serba salah, hati menjadi resah dan gelisah, jiwa terasa hampa dan merana, semangat hidup tiada dan enggan berkaryabahkan yang paling parah munculnya berbagai penyakit psikomotis, penyakit kejiwaan yang dapat mematikan seluruh umat manusia secara perlahan dan mengerikan, kalaupun bertahan namun hidup tidak lagi merasakan ketenangan.
Hadirin, lalu apakah tugas manusia di muka bumi ini? tidak lain adalah untuk memakmurkan bumi, mensejahterakan umat manusia sendiri lebih-lebih lingkungan-nya sebagai tempat tinggal dan menetap. Sebagaimana terurai dalam al-Qur’an surat Huud ayat 61 :
وَإِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا قَالَ يَاقَوْمِ اعْبُدُوا اللهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُجِيبٌ.
Artinya : “Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (do`a hamba-Nya).

Ma’asyiral muslimin Rakhimakumullah,
Demikianlah firman Allah yang yang menginformasikan kepada kita bahwa manusia diciptakan dari tanah dan ditugasi untuk memakmurkan tanah atau bumi. Karena itu dalam bidang ilmu pengetahuan alam kita mengenal istilah alam biotiks (alam raya) dan alam abiotik (berupa moral manusia). Kerusakan alam biotik biasanya berawal dari kerusakan alam abiotik yakni moral manusia. Ancaman kerusakan tersebut hadirin sebuah bukti yang harus kita renungkan, kita fikirkan, kita cermati untuk kita antisifasi agar saat ini maupun kelak tidak lagi terjadi kerusakan alam. Lalu bagaimanakah tanggung jawab dan usaha kita sebagai warga negara dalam memelihara alam lingkungan ini? Sebagai jawabannya,   
Pertama : Kita harus mendukung dan membantu program pemerintah dengan jalan melakukan reboisasi tanah-tanah gundul, pembuatan terasering untuk mencegah longsor, penanggulangan limbah dan sampah bersama-sama dan menghentikan pemburuan satwa serta penebangan hutan secara liar.
Kedua : Kita syukuri alam sebagai nikmat Allah swt dengan cara memeliharanya agar kita dikasihi oleh Allah swt. Rasulullah saw bersabda :
إِرْحَمُوْا مَنْ فِى الْأَرْضِ يَرْحَمُكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ
Sayangilah oleh kamu sekalian segala apa yang ada di muka bumi ini niscaya yang di atas (Allah) akan menyayangimu.
Apabila sikap ini kita aplikasikan maka Allah swt menjamin kemakmuran alam raya yang kita miliki sehingga kita jauh dari petaka, terhindar dari bencana tapi dekat dengan nikmat dan barakat dari Allah swt yang Maha Qudrat.
Hadirin, perlu diketahui bahwa orang pintar tapi salah, tidak shaleh, tidak mungkin memakkmurkan alam, orang hebat namun bergelimang maksiat mustahil peduli mengelola alam raya, malah yang timbul adalah watak-watak perusak, pohon-pohon ditebangi, gunung-gunung di gunduli, dan satwa-satwa diburu. Padahal akibatnya, manusia sendiri yang menanggungnya, kita tengok beberapa kejadian baru-baru ini, terjadi banjir dimana-mana, longsor, gempa bumi dan gunung-gunung meletus di beberapa daerah Negara kita ini.
Belum cukup dengan semua itu kitapun dikejutkan dengan munculnya angin topan, gelombang pasang naik kedaratan, dan berbagai musibah lainnya. Mengapa demikian? Ebid G Ade melantunkan :
Barangkali di sana ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan
Melihat tingkah kita, yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan, bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang
Dengan demikian, dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa alam akan berdaya guna jika dipelihara, namun akan menimbulkan petaka jika dirusak. Oleh karena itu, mari kita pelihara, kita jaga dan kita kelola dengan dengan baik alam lingkungan kita, baik lingkungan biotik maupun abiotik, sehingga manfaatnya bisa kita rasakan sekarang, nanti dan masa-masa yang akan datang.
Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita dalam mengemban amanah sebagai khalifah di muka bumi ini terutama dalam mengelola alam, semoga Allah memberikan keberkahan kepada bangsa ini, amin ya rabbal ‘alamin.
  ==== والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته ====