Ahlus sunnah juga sepakat untuk merendahkan ahli bid'ah,
menghinakan mereka, menjauhi dan memboikot mereka serta menghindari untuk
bersahabat dengan mereka.
Janganlah kamu tertipu oleh banyaknya ahli bid'ah, karena
banyaknya jumlah ahli bid'ah dan sedikitnya ahlus sunnah merupakan tanda
dekatnya hari kiamat, sebagaimana sabda Nabi:
"Sesungguhnya termasuk diantara tanda-tanda dekatnya
hari kiamat yaitu sedikitnya ilmu dan menyebarluasnya kebodohan (dalam
agama)" (HR. Bukhari, Muslim
dan lainnya)
Ilmu itu sendiri merupakan sunnah dan kebodohan itu sendiri
merupakan bid'ah.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Iman itu akan mendekam di Madinah seperti ular yang
mendekam dalam lubangnya. (HR. Bukhari, Muslim dan lainnya )
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Tidaklah datang hari kiamat, sampai tidak terdengar
lagi di muka bumi ini orang yang menyebut nama Allah, Allah, Allah Dalam
riwayat lain disebutkan lailaha illallah. (HR. Ahmad, Muslim dan lainnya)
Siapa yang pada hari ini berpegang teguh dengan sunnah Rasul
shallallahu 'alaihi wa sallam, melaksanakannya, istiqamah diatasnya serta
mendakwahkannya, ia akan mendapatkan pahala yang lebih banyak dibandingkan
dengan yang mengamalkan diawal munculnya Islam, sebagaimana sabda Nabi
:"Sesungguhnya dibelakang hari nanti akan datang hari-hari yang penuh
kesabaran. Orang yang berpegang teguh dengan apa yang kalian pegang teguh akan
mendapat 50 kali pahala yang kalian peroleh". Beliau ditanya (oleh
sahabat) : "Mungkin 50 kali pahala diantara mereka". Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Bahkan 50 kali pahala
kalian". (HR.
Ibnu Nashar dalam As-Sunnah dengan sanad shahih)
Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam mengatakan demikian
bagi orang yang mengamalkan sunnah dimana pada masanya umat sudah rusak.
Ibnu Syihab Az-Zuhri mengatakan: "Mengajarkan sunnah
itu lebih utama daripada ibadah selama 200 tahun".
Suatu ketika Abu Muawiyah yang buta berbicara dengan Harun
Ar-Rasyid, maka ia menyampaikan hadits: "Suatu saat Nabi Adam dan Musa
'alaihima sallam berdebat tiba-tiba Ali bin Ja'far menyela: "Bagaimana
mungkin itu bisa terjadi, masa kehidupan Nabi Adam dan Nabi Musa kan berbeda
masa yang lama". Lalu khalifah Harun Ar-Rasyid menghardiknya: "Dia
menceritakan kepadamu hadits dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam, lalu kamu membantah dengan bagaimana mungkin?" Beliau terus
mengulang-ulangi, sampai Ali bin Ja'far terdiam".
Abu Utsman berkata: "Demikianlah seharusnya seseorang
dalam mengagungkan hadits-hadits Nabi, menerimanya dengan sepenuh penerimaan,
kepasrahan dan mengimaninya. Membantah orang yang menempuh jalan selain ini,
sebagaimana yang dilakukan oleh Harun Ar-Rasyid -rahimahullah- terhadap orang
yang berani membantah hadits dengan mengatakan: "Bagaimana mungkin?"
yang tujuannya adalah membantah dan mengingkarinya. Padahal seharusnya ia
menerima semua yang diberitakan oleh Nabi.
Semoga Allah menjadikan kita termasuk diantara mereka yang
ketika mendengar hadits kemudian mengikutinya. Berpegang teguh sepanjang hidup
dengan Kitabullah dan Sunnah Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam, serta
menghindari hawa nafsu yang menyesatkan, pendapat-pendapat yang sesat dan
berbagai kejahatan yang menghinakan dengan karunia dan keutamaan dari Allah
ta'ala.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad, keluarganya serta para sahabat ridhwanullahu 'Alaihi ajma'in.