Selasa, 12 November 2013

Pidato_Pemimpin yang Qur'ani



PEMIMPIN YANG QUR’ANI

الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى اَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَ الْمُرْسَلِيْن, سَيِّدِنَا وَ مَوْلَانَا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْن، امّا بعد..
Dewan Juri yang terhormat, 
Para hadirin yang berbahagia,
Dalam kesempatan yang baik ini, marilah kita memanjatkan puji serta syukur kita kepada Allah SWT, tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang tak pilih kasih tak pandang sayang, yang nikmatnya tak terhitung tak terbilang, yang dengan nikmat tersebut kita sama-sama bisa berkumpul di tempat ini, bertatap muka beradu pandang.
Kemudian Shalawat beriring salam kita persembahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, seorang manusia mulia, pemimpin sejati, berakhlak qur’ani.

Hadirin yang saya hormati,
Dalam kesempatan ini, izinkanlah saya menyampaikan sebuah uraian singkat tentang “ PEMIMPIN YANG QUR’ANI”
Abu A’la Almaududi dalam bukunya The Prophet of Islam, mengatakan “he is the only one example”. Rasul saw. merupakan contoh yang paling lengkap, dalam diri beliau terdapat kebesaran dan kemuliaan sifat manusia. Kebesaran sifat rasul serta keberhasian beliau dalam memimpin negara telah tercatat dengan indah dan rapi dalam sejarah peradaban manusia. sehingga wajar jika kehebatan beliau diakui, tidak hanya oleh umat islam, tetapi juga diakui oleh orang-orang non-Muslim, bahkan Michael heart dalam bukunya ‘’the one hundred ranking of the most influenting person in history.’’ Seratus orang yang sangat berpengaruh dalam sejarah” dia menempatkan Nabi Muhammad SAW pada ranking yang pertama. Kebesaran sifat rasul sebagai seorang pemimpin yang selalu mengutamakan kepentingan rakyat dan mengutamakan akhlaqul karimah pada akhirnya mampu merubah masyarakat biadab menjadi beradab, yang dulunya berseteru menjadi satu, yang dulunya menyembah berhala kini kembali menyembah Allah ta’ala.
           
Hadirin yang berbahagia…
            Jika kita mencita-citakan, mengidam-idamkan, mendambakan seorang pemimpin yang qur’ani, maka pribadi Rasulullah saw-lah yang sangat patut kita bicarakan. Allah SWT berfirman dalam Qur’an surah Al-Ahzab ayat 21 :

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ اْلآخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيْرً
“Sesungguhnya pada diri Rasulullah terdapat suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap Allah dan hari akhir serta banyak berdzikir kepada Allah.” (Al-Ahzab: 21)

            Ayat tersebut menginformasikan sekaligus menegaskan kepada kita, sungguh pada diri rasulullah itu terdapat “uswatun hasanah” (contoh yang baik bagi kita), rasul merupakan figur yang luhur, contoh yang agung, yang harus diikuti dengan sepenuh hati, baik perkataan maupun perbuatannya. Demikian penegasan Imam Ali Ash Shobuni dalam Shofwatut Tafasirnya. Rasul is the walking quran, akhlak rasul ibarat Alquran yang berjalan, semakna dengan hal tadi, Aisyah ra. berkata:    كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ  “Akhlak beliau adalah Al-Qur`an”.

Dewan Juri yang terhormat,
Para hadirin yang berbahagia,
                Lantas bagaimana akhlak bangsa kita terutama para pemimpin kita saat ini? jawabannya adalah Alhmdulillah, masih ada pemimpin yang patut diteladani, masih ada para pejabat yang bisa mengayomi, masih ada aparat yang peduli, semua itu patut disyukuri, walaupun jumlahnya sedikit sekali, karena masih banyak pejabat yang jahat, masih banyak politisi yang korupsi, masih banyak aparat yang tidak amanat dan begelimang maksiat.
            Lalu, apa yang seharusnya dilakukan para pemimpin kita agar bisa berhasil seperti Rasulullah? Prof.Dr.Qurais shihab dalam tafsir Al Misbahnya ketika menjelaskan surah Ali Imron ayat 159 mengatakan, ada 3 (tiga) cara rasul dalam berdakwah, yang berisi pesan moral bagi seorang pemimpin bangsa kita, yaitu :
1.      Rasul bersikap lemah lembut baik kepada kawan maupun lawan.
2.      Rasul senantiasa bersikap lapang dada, mudah memaafkan dan memberikan ampunan setiap kesalahan
3.      Rasul senantiasa mentradisikan kehidupan bermusyawarah dalam mengambil keputusan.
Itulah hadirin, cara dan strategi rasul dalam berdakwah, yang selalu berhasil memimpin bangsa dengan berlandaskan akhlakul karimah, moral,dan etika.

Dengan demikian dapat disimpulkan, agar kita berjaya, pemimpin harus bercermin dan mengambil cara dan strategi rasul dalam berdakwah dan mengemban amanah, yaitu selalu mengutamakan kepentingan rakyat dan mengutamakan akhlakul karimah dalam memimpin. Seperti inilah pemimpin yang kita harapkan, mudah-mudahan dimasa yang akan datang bisa kita dapatkan, agar masyarakat kita bisa mapan penuh dengan keridhaan Tuhan.
Sebelum saya mengakhiri uraian ini, izinkan saya menyampaikan pantun :
1.      Hari ini hari Sabtu
Besoknya hari ahad
Jika kita ingin maju
Ikutilah Nabi Muhammad
2.      Jika kemarin hari Jum’at
Hari ini hari Sabtu
Teladani Nabi Muhammad
Jadilah pemimpin yang nomor satu
Demikianlah hadirin, pidato yang dapat saya sampaikan, semoga ada manfaatnya dan setidaknya dapat menjadi sumbangan moril bagi kemashlahatan umat, kurang lebihnya mohon maaf, saya akhiri dengan ucapan salam, Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar