SAYYIDUL
ISTIGHFAR
Rasulullah
SAW. Bersabda;” Barangsiapa mengucapkannya disiang hari dalam keadaan yakin
dengannya kemudian dia mati pada hari itu sebelum petang hari, maka dia
termasuk penduduk syurga dan siapa yang mengucapkannya di waktu malam hari
dalam keadaan dia yakin dengannya, kemudian dia mati sebelum shubuh maka dia
termasuk penduduk syurga.” (HR. Al-Bukhari – Fathul Baari 11/97). Inilah lafadznya:
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي, لَا
إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ, خَلَقْتَنِي, وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ
وَوَعْدِكَ مَا اِسْتَطَعْتُ,
أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ, أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ,
وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي, فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ اَلذُّنُوبَ
إِلَّا أَنْتَ (3X)
(Allahumma Anta
Robbi, Laa Ilaaha Illa Anta, Kholaqtani wa ana abduKa, wa ana ‘alaa ‘ahdika wa
wa’dika mastatho’tu, Audzubika min syarri maa shona’tu, Abu’u laka bi ni’matiKa
‘alaiyya wa abu’u laKa bidzanbi faghfirlii fainnahu laa yaghfiru dzunuuba illa
Anta )
Artinya:”Ya Allah Engkau adalah Tuhanku, Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Engkau, Engkau yang menciptakanku sedang aku adalah hamba-Mu dan aku diatas ikatan janji -Mu (yaitu selalu menjalankan perjanjian-Mu untuk beriman dan ikhlas dalam menjalankan amal ketaatan kepada-Mu) dengan semampuku, aku berlindung kepadamu dari segala kejahatan yang telah aku perbuat, aku mengakui-Mu atas nikmat-Mu terhadap diriku dan aku mengakui dosaku pada-Mu, maka ampunilah aku, sesungguhnya tiada yang boleh mengampuni segala dosa kecuali Engkau”
Artinya:”Ya Allah Engkau adalah Tuhanku, Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Engkau, Engkau yang menciptakanku sedang aku adalah hamba-Mu dan aku diatas ikatan janji -Mu (yaitu selalu menjalankan perjanjian-Mu untuk beriman dan ikhlas dalam menjalankan amal ketaatan kepada-Mu) dengan semampuku, aku berlindung kepadamu dari segala kejahatan yang telah aku perbuat, aku mengakui-Mu atas nikmat-Mu terhadap diriku dan aku mengakui dosaku pada-Mu, maka ampunilah aku, sesungguhnya tiada yang boleh mengampuni segala dosa kecuali Engkau”
Ini adalah doa agung yang mencakup banyak makna : taubat, merendahkan
diri kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala dan kembali menghadap kepada-Nya. Nabi
Shalallahu ‘alahi wa Sallam menamainya sebagai Sayyidul Istighfar (penghulu
istighfar), yang demikian itu karena melebihi seluruh bentuk istighfar
dalam hal keutamaan. Dan lebih tinggi dalam hal kedudukan.
Diantara makna sayyid adalah orang yang melebihi kaumnya dalam hal kebaikan dan yang berkedudukan tinggi dikalangan mereka.
Keutamaan doa ini dibanding bentuk istighfar yang lain adala:
Diantara makna sayyid adalah orang yang melebihi kaumnya dalam hal kebaikan dan yang berkedudukan tinggi dikalangan mereka.
Keutamaan doa ini dibanding bentuk istighfar yang lain adala:
1. Nabi
Shallalahu ‘alahi wasallam mengawalinya dengan pujian kepada Allah dan
pengakuan bahwa dirinya adalah hamba Allah sebagai makhluk ciptaan-Nya
(penetapan Tauhid Ar Rububiyyah), Dan bahwa Allah adalah Al Ma’buud
(sesembahan) yang haq dan tidak ada sesembahan yang haq selainNya. Maka
Dia adalah satu-satunya yang berhak diibadahi dan ini merupakan realisasi
Tauhid Al Uluhiyyah.
2. Pernyataannya
bahwa ia senantiasa tegak diatas janji dan kokoh diatas ikatan berupa iman
kepada Allah, kitab-kitab-Nya, seluruh nabi dan rasul-Nya. Menjalankan segenap
ketaatan kepada Allah dan perintah-Nya. Ia akan menjalaninya sesuai kemampuan
dan kesanggupannya.
3. Kemudian dia
berlindung kepada Allah Subhanahu Wa Ta’alaa dari seluruh kejelekan apa yang
telah dia perbuat, baik sikap kurang dalam menjalani apa yang Allah wajibkan
baginya yaitu mensyukuri nikmat-Nya ataupun berupa perbuatan dosa. Dalam hal
ini Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menisbatkan keburukan kepada diri
beliau sendiri, bukan kepada Allah Ta’alaa dan ini merupakan bentuk cara
beradab kepada Allah, meskipun kita yakin bahwa segala sesuatu baik yang baik
maupun yang buruk semuanya berasal dari Allah dan karena takdirNya.
4. Kemudian ia
mengakui akan nikmat Allah yang terus datang beruntun dan anugerah-Nya serta
pemberian -Nya yang tiada pernah berhenti.
5. Dan dia
mengakui atas dosa-dosanya, sehingga iapun lantas memohon ampunan kepada Allah
Suhhanahu wa Ta’ala dari itu semua dengan segenap pengakuannya bahwa tidak ada
yang bisa mengampuni segala dosa kecuali Allah Suhhanahu wa Ta’ala.
6. Ini adalah paling sempurna apa yang ada pada sebuah doa. Kerana itu ia menjadi seagung-agungnya bentuk istighfar dan yang paling utama dan paling luas kandungan maknanya yang mesti akan mendatangkan ampunan bagi dosa-dosa.
7. Hanyalah yang mengucapkan doa ini dan menjaganya yang akan memperoleh janji yang mulia dan pahala serta ganjaran besar ini, karena ia telah membuka harinya dan menutupnya dengan penetapan Tauhidullah baik Rububiyyah-Nya dan Ululhiyyah-Nya. Dan pengakuan dirinya sebagai hamba yang siap menghamba dan persaksiannya terhadap anugerah dan nikmat Allah. Pengakuannya dan kesadarannya akan kekurangan-kekurangan dirinya dan permohonan maaf dan ampunan dari Dzat yang Maha Pengampun, diiringi dengan rasa tunduk dan rendah dihadapan-Nya untuk senantiasa patuh dan taat kepada-Nya. Ini semua merupakan cakupan makna yang utama dan sifat yang mulia yang ia buka dan tutup lembaran siangnya. Yang pantas bagi orang yang mengucapkan dan menjaganya mendapat maaf dan ampunan, terbebas dari neraka dan masuk syurga.
6. Ini adalah paling sempurna apa yang ada pada sebuah doa. Kerana itu ia menjadi seagung-agungnya bentuk istighfar dan yang paling utama dan paling luas kandungan maknanya yang mesti akan mendatangkan ampunan bagi dosa-dosa.
7. Hanyalah yang mengucapkan doa ini dan menjaganya yang akan memperoleh janji yang mulia dan pahala serta ganjaran besar ini, karena ia telah membuka harinya dan menutupnya dengan penetapan Tauhidullah baik Rububiyyah-Nya dan Ululhiyyah-Nya. Dan pengakuan dirinya sebagai hamba yang siap menghamba dan persaksiannya terhadap anugerah dan nikmat Allah. Pengakuannya dan kesadarannya akan kekurangan-kekurangan dirinya dan permohonan maaf dan ampunan dari Dzat yang Maha Pengampun, diiringi dengan rasa tunduk dan rendah dihadapan-Nya untuk senantiasa patuh dan taat kepada-Nya. Ini semua merupakan cakupan makna yang utama dan sifat yang mulia yang ia buka dan tutup lembaran siangnya. Yang pantas bagi orang yang mengucapkan dan menjaganya mendapat maaf dan ampunan, terbebas dari neraka dan masuk syurga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar