Senin, 03 November 2014

Pidato_Meneladani Akhlak Rasul




الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى اَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَ الْمُرْسَلِيْن, سَيِّدِنَا وَ مَوْلَانَا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْن، امّا بعد..
Dewan Juri yang terhormat,
Para hadirin yang berbahagia,
Dalam kesempatan yang baik ini, marilah kita memanjatkan puji serta syukur kita kepada Allah SWT, tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang tak pilih kasih tak pandang sayang, yang nikmatnya tak terhitung tak terbilang, yang dengan nikmat tersebut kita sama-sama bisa berkumpul di tempat ini, bertatap muka beradu pandang.
Kemudian Shalawat beriring salam kita persembahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, seorang manusia mulia, pemimpin sejati, berakhlak qur’ani.

Hadirin yang saya hormati,
Dalam kesempatan yang baik ini, izinkanlah saya menyampaikan sebuah uraian singkat tentang “ MENELADANI AKHLAK RASUL”
Abu A’la Almaududi dalam bukunya The Prophet of Islam, mengatakan “he is the only one example”. Rasul saw. merupakan contoh yang paling lengkap, dalam diri beliau terdapat kebesaran dan kemuliaan sifat manusia. Kebesaran sifat rasul serta keberhasian beliau dalam memimpin umat telah tercatat dengan indah dan rapi dalam sejarah peradaban manusia. sehingga wajar jika keluhuran budi beliau diakui, tidak hanya oleh umat islam, tetapi juga diakui oleh orang-orang non-Muslim, bahkan Michael heart dalam bukunya ‘’the one hundred ranking of the most influenting person in history.’’ Seratus orang yang sangat berpengaruh dalam sejarah” dia menempatkan Nabi Muhammad SAW pada ranking yang pertama. Kebesaran sifat rasul sebagai seorang pemimpin yang selalu mengutamakan kepentingan rakyat dan mengutamakan akhlaqul karimah pada akhirnya mampu merubah masyarakat biadab menjadi beradab, yang dulunya berseteru menjadi satu, yang dulunya menyembah berhala kini kembali menyembah Allah ta’ala.
           
Hadirin yang berbahagia…
            Jika kita membahas tentang figur tauladan, maka pribadi Rasulullah saw-lah yang sangat patut kita bicarakan. Allah SWT berfirman dalam Qur’an surah Al-Ahzab ayat 21 :

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ اْلآخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيْرً
“Sesungguhnya pada diri Rasulullah terdapat suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap Allah dan hari akhir serta banyak berdzikir kepada Allah.” (Al-Ahzab: 21)

            Ayat tersebut menginformasikan sekaligus menegaskan kepada kita, sungguh pada diri rasulullah itu terdapat “uswatun hasanah” (contoh yang baik bagi kita), rasul merupakan figur yang luhur, contoh yang agung, yang harus diikuti dengan sepenuh hati, baik perkataan maupun perbuatannya. Demikian penegasan Imam Ali Ash Shobuni dalam Shofwatut Tafasirnya. Rasul is the walking quran, akhlak rasul ibarat Alquran yang berjalan, semakna dengan hal tadi, Aisyah ra. berkata:    كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ  “Akhlak beliau adalah Al-Qur`an”.

Dewan Juri yang terhormat, Para hadirin yang berbahagia…
                Lantas bagaimana akhlak bangsa kita saat ini? jawabannya adalah Alhmdulillah, masih ada pemimpin yang patut diteladani, masih ada para pejabat yang bisa mengayomi, masih ada aparat yang peduli, masih ada generasi yang berbudi, semua itu patut disyukuri, walaupun jumlahnya sedikit sekali, karena masih banyak pejabat yang jahat, masih banyak politisi yang korupsi, masih banyak aparat yang tidak amanat dan begelimang maksiat, masih ada generasi muda pengguna ekstasi.
            Lalu, apa yang seharusnya dilakukan dalam meneladani Rasulullah? Alqur’an memberikan tuntunan:
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللّٰهَ إِنَّ اللّٰهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah; dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya." (QS. Al-Hasyr : 7)

Dewan Juri dan Hadirin yang dimuliakan Allah…
Dari ayat tadi dapat kita ambil kesimpulan bahwa untuk meneladani rasul, ada dua cara yang harus kita lakukan;
Pertama          : Menerima atau melaksanakan apa yang di perintahkan oleh rasul;
Kedua              : Meninggalkan apa yang dilarang oleh rasul.
Untuk mengetahui keduanya itu maka kita dituntut untuk berilmu, dan untuk memiliki ilmu maka kita harus menuntutnya atau yang kita sebut dengan belajar.

Dengan demikian dari uraian tadi dapat disimpulkan, rasulullah merupakan “uswatun hasanah” (contoh yang terbaik bagi kita), rasul merupakan figur yang luhur, sosok yang agung, yang harus diikuti dengan sepenuh hati, baik perkataan maupun perbuatannya.
Sebelum saya mengakhiri uraian ini, izinkan saya menyampaikan pantun :
1.      Hari ini hari Sabtu
Besoknya hari ahad
Jika kita ingin maju
Ikutilah Nabi Muhammad
2.      Jika besok hari Ahad
Hari ini…ya hari Sabtu
Teladani Nabi Muhammad
Pemimpin kita yang nomor satu

Demikianlah hadirin, pidato yang dapat saya sampaikan, semoga ada manfaatnya dan setidaknya dapat menjadi sumbangan moril bagi kemashlahatan umat, kurang lebihnya mohon maaf, saya akhiri dengan ucapan salam, Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar