الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى اَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَ
الْمُرْسَلِيْن, سَيِّدِنَا وَ مَوْلَانَا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ
اَجْمَعِيْن، امّا بعد..
Dewan
Juri yang terhormat,
Para
hadirin yang berbahagia,
Dalam kesempatan yang baik ini,
marilah kita memanjatkan puji serta syukur kita kepada Allah SWT, tuhan yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang tak pilih kasih tak pandang sayang,
yang nikmatnya tak terhitung tak terbilang, yang dengan nikmat tersebut kita
sama-sama bisa berkumpul di tempat ini, bertatap muka beradu pandang.
Kemudian Shalawat beriring salam kita persembahkan kepada
junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, seorang manusia mulia, pemimpin sejati,
berakhlak qur’ani.
Hadirin yang saya hormati,
Dalam kesempatan yang baik ini,
izinkanlah saya menyampaikan sebuah uraian singkat tentang “ MENELADANI AKHLAK
RASUL”
Abu A’la Almaududi dalam
bukunya The Prophet of Islam, mengatakan “he is the only one example”. Rasul
saw. merupakan contoh yang paling lengkap, dalam diri beliau terdapat kebesaran
dan kemuliaan sifat manusia. Kebesaran sifat rasul serta keberhasian beliau
dalam memimpin umat telah tercatat dengan indah dan rapi dalam sejarah
peradaban manusia. sehingga wajar jika keluhuran budi beliau diakui, tidak hanya oleh
umat islam, tetapi juga diakui oleh orang-orang non-Muslim, bahkan Michael
heart dalam bukunya ‘’the one hundred ranking of the most influenting person in
history.’’ Seratus orang yang sangat berpengaruh dalam sejarah” dia menempatkan
Nabi Muhammad SAW pada ranking yang pertama. Kebesaran sifat rasul sebagai
seorang pemimpin yang selalu mengutamakan kepentingan rakyat dan mengutamakan
akhlaqul karimah pada akhirnya mampu merubah masyarakat biadab menjadi beradab,
yang dulunya berseteru menjadi satu, yang dulunya menyembah berhala kini
kembali menyembah Allah ta’ala.
Hadirin yang berbahagia…
Jika kita membahas tentang figur tauladan, maka pribadi
Rasulullah saw-lah yang sangat patut kita bicarakan. Allah SWT berfirman dalam
Qur’an surah Al-Ahzab ayat 21 :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ اْلآخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيْرً
“Sesungguhnya pada diri
Rasulullah terdapat suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang
mengharap Allah dan hari akhir serta banyak berdzikir kepada Allah.” (Al-Ahzab:
21)
Ayat tersebut menginformasikan sekaligus menegaskan kepada kita,
sungguh pada diri rasulullah itu terdapat “uswatun hasanah” (contoh yang baik
bagi kita), rasul merupakan figur yang luhur, contoh yang agung, yang harus
diikuti dengan sepenuh hati, baik perkataan maupun perbuatannya. Demikian
penegasan Imam Ali Ash Shobuni dalam Shofwatut Tafasirnya. Rasul is the walking
quran, akhlak rasul ibarat Alquran yang berjalan, semakna dengan hal tadi,
Aisyah ra. berkata: كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ
“Akhlak beliau adalah Al-Qur`an”.
Dewan
Juri yang terhormat, Para hadirin yang berbahagia…
Lantas bagaimana akhlak bangsa
kita saat ini? jawabannya adalah Alhmdulillah, masih ada pemimpin yang patut
diteladani, masih ada para pejabat yang bisa mengayomi, masih ada aparat yang
peduli, masih ada generasi yang berbudi, semua itu patut disyukuri, walaupun
jumlahnya sedikit sekali, karena masih banyak pejabat yang jahat, masih banyak
politisi yang korupsi, masih banyak aparat yang tidak amanat dan begelimang
maksiat, masih ada generasi muda pengguna ekstasi.
Lalu, apa yang seharusnya dilakukan dalam meneladani Rasulullah?
Alqur’an memberikan tuntunan:
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ
فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللّٰهَ إِنَّ اللّٰهَ
شَدِيدُ الْعِقَابِ
Apa
yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya
bagimu, maka tinggalkanlah; dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
sangat keras hukuman-Nya." (QS. Al-Hasyr
: 7)
Dewan Juri dan Hadirin yang dimuliakan Allah…
Dari ayat tadi dapat kita ambil kesimpulan bahwa untuk meneladani
rasul, ada dua cara yang harus kita lakukan;
Pertama : Menerima atau melaksanakan apa yang di perintahkan oleh
rasul;
Kedua : Meninggalkan apa yang dilarang oleh rasul.
Untuk mengetahui keduanya
itu maka kita dituntut untuk berilmu, dan untuk memiliki ilmu maka kita harus
menuntutnya atau yang kita sebut dengan belajar.
Dengan demikian dari uraian tadi dapat disimpulkan, rasulullah
merupakan “uswatun hasanah” (contoh yang terbaik bagi kita), rasul merupakan
figur yang luhur, sosok yang agung, yang harus diikuti dengan sepenuh hati,
baik perkataan maupun perbuatannya.
Sebelum saya mengakhiri uraian ini, izinkan saya menyampaikan
pantun :
1. Hari
ini hari Sabtu
Besoknya hari ahad
Jika kita ingin maju
Ikutilah Nabi Muhammad
|
2. Jika
besok hari Ahad
Hari ini…ya hari Sabtu
Teladani Nabi Muhammad
Pemimpin kita yang nomor satu
|
Demikianlah hadirin, pidato
yang dapat saya sampaikan, semoga ada manfaatnya dan setidaknya dapat menjadi
sumbangan moril bagi kemashlahatan umat, kurang lebihnya mohon maaf, saya
akhiri dengan ucapan salam, Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar