Demikian juga termasuk madzhab Ahlus Sunnah wal
Jama'ah, bahwa Allah 'azza wa jalla berkehendak atas semua amal perbuatan
hamba-hamba-Nya, yang baik maupun yang jelek.
Tidak ada seorang pun yang beriman kecuali dengan
kehendak-Nya. Dan tidak ada seorangpun yang kafir kecuali dengan kehendak-Nya.
Jika Allah menhendaki, niscaya Allah jadikan mereka satu umat, sebagaimana
firman Allah:
وَلَوْ
شَاء رَبُّكَ لآمَنَ مَن فِي الأَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعاً
"Dan
jikalau Rabbmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi
seluruhnya.."(Yuunus:99)
Kalau Allah menghendaki untuk tidak terjadi kemaksiatan, Allah
tidak ciptakan Iblis. Maka kekufuran orang yang kafir, keimanan orang yang
beriman, (keingkaran orang atheis, tauhidnya ahli tauhid, ketaatan orang
yang taat, dan kemaksiatan orang yang bermaksiat) semuanya terjadi kerena
ketentuan, takdir, keinginan dan kehendak-Nya.
Dan Allah menghendaki semuanya itu dan menakdirkannya. Namun
Allah meridhai keimanan dan membenci kekufuran dan kemaksiatan. Allah
berfirman:
إِن
تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنكُمْ وَلَا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ
وَإِن تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ
"Jika
kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman) mu dan Dia tidak
meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia
meridhai bagimu kesyukuranmu itu."(Az-Zumaar:7)
Sumber : Kompilasi file CHM oleh Abu 'Abdirrahman
Muhammad Taufiq
Tidak ada komentar:
Posting Komentar